Bedak ditaburkan di wajah dan pewangi badan tak lupa disemprotkan. Begitulah cara seorang perempuan berusia 30'an mempersiapkan orangutan betina bernama Pony sebelum melayani pria yang akan menyetubuhi satwa itu. Peristiwa ini bukan fiktif namun benar terjadi di bumi ini dan di Indonesia. Lokasinya di Km 18 Kecamatan Kereng Pangi Kabupaten Kantingan pada sekitar 2000-2003 silam. Orangutan betina bernama Pony itu dijadikan budak seks dan dijajakan oleh manusia kepada manusia. Kisah ini kembali diceritakan Redy Tumon, seorang wartawan di Palangka Raya, yang saat itu ikut dalam operasi penyelamatan Pony. "Waktu itu saya masih bekerja di Yayasan BOS Nyaru Menteng," katanya mengawali kisah itu, Rabu (5/4/2017) Kata Redy, bulu-bulu di tubuh Pony habis dicukuri oleh germo yang memeliharanya. Primata itu dirantai pada sebuah tiang di dalam satu kamar dengan satu matras warna hitam tersedia. Disitulah tempat pria-pria yang entah benar-benar "manusia" atau buk...
"kita mesti menuntaskan mimpi, kota ini terus beranjak tua." pada sebuah kafe tanpa menu, di antara meja beku, aku menatap bening matamu. tak kau tahu cinta gemetar dalam dekapanku. di arloji, waktu terus berlompatan, dan tahu-tahu telah kucuri bibirmu. "untuk mengekalkan kenangan," ucapku membujuk degup jantungmu. entah mengapa sejak itu aku selalu ingin memelukmu. aku ingat itu pernah kulakukan di sebuah taman, di antara daun yang jatuh menerpa pundakmu. tapi aku lupa kapan pertama kali memelukmu. mungkin ketika aku jenuh menyeduh bergelas-gelas rindu dan meminumnya dengan hati terluka. di batinku ingin kuciptakan senja yang tak terhapus dari ingatan. di situ kubangun arcamu. dan matamu, -yang tak kedip menatapku- kurekatkan dengan air mata yang dulu kuseka di pipimu seusai kuceritakan kerinduan adam pada hawa. menggenanglah dalam dadaku kekasih. jadilah magma yang mengeras yang kelak akan kita pahat jadi kanak-kanak yang pandai menggamba...
Puluhan tahun ia merasakan hidup bahagia, dengan ditopang kepemilikan ladang dan kebun, serta alam di sekitarnya. Tapi, itu cerita berlaku hanya sampai satu dekade lalu, saat perusahaan besar swasta (PBS) belum masuk ke wilayah mereka. Warga Desa Sei Pinang di Gerbang PT Susantri Permai. ronisahala.com - Helson, usianya sudah 50 tahun. Pria ini bersama keluarganya sudah hidup turun-temurun di Desa Sungai Pinang, Kecamatan Mandau Telawang, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Puluhan tahun ia merasakan hidup bahagia, dengan ditopang kepemilikan ladang dan kebun, serta alam di sekitarnya. Berpuluh tahun, hutan yang diwariskan khusus bagi mereka dan masyarakat sekitar selalu terjaga. Tapi, itu cerita berlaku hanya sampai satu dekade lalu, saat perusahaan besar swasta (PBS) belum masuk ke wilayah mereka. Sejak kehadiran tiga PBS perkebunan kelapa sawit, yaitu PT Susantri Permai, PT Dwi Warna Karya dan PT Kapuas Maju Jaya, Helson dan warga Desa Sungai Pinang merasakan lingkung...