Bedak ditaburkan di wajah dan pewangi badan tak lupa disemprotkan. Begitulah cara seorang perempuan berusia 30'an mempersiapkan orangutan betina bernama Pony sebelum melayani pria yang akan menyetubuhi satwa itu. Peristiwa ini bukan fiktif namun benar terjadi di bumi ini dan di Indonesia. Lokasinya di Km 18 Kecamatan Kereng Pangi Kabupaten Kantingan pada sekitar 2000-2003 silam. Orangutan betina bernama Pony itu dijadikan budak seks dan dijajakan oleh manusia kepada manusia. Kisah ini kembali diceritakan Redy Tumon, seorang wartawan di Palangka Raya, yang saat itu ikut dalam operasi penyelamatan Pony. "Waktu itu saya masih bekerja di Yayasan BOS Nyaru Menteng," katanya mengawali kisah itu, Rabu (5/4/2017) Kata Redy, bulu-bulu di tubuh Pony habis dicukuri oleh germo yang memeliharanya. Primata itu dirantai pada sebuah tiang di dalam satu kamar dengan satu matras warna hitam tersedia. Disitulah tempat pria-pria yang entah benar-benar "manusia" atau buk...
Barisan pondok penambang pasir Zircon di Sungai Murui Kecamatan Mantangai Kabupaten Kapuas Ribuan penambang emas dan pasir zircon terpantau beraktivitas di sepanjang Sungai Murui Kecamatan Mantangai Kabupaten Kapuas. Hal itu berakibat kerusakan lingkungan dan dampak paling nyata yakni pendangkalan sungai dan tercemarnya air. Saat menyusuri Sungai Murui dari Desa Batu ke Desa Gerung menggunakan perahu bermesin bersama Kapolres dan jajaran perwira di Polres Kapuas, di sepanjang perjalanan terlihat ratusan pondok milik penambang. Selama kurang lebih 4 jam perjalanan jejeran pondok dan perkampungan kecil penambang terpantau cukup banyak dan diperkirakan jumlahnya mendekati seribuan. Menariknya, saat tim melintas, hanya di beberapa saja yang terpantau melakukan aktivitas penambangan. Hal itu kemungkinan karena para penambang sudah mengetahui rombongan akan melintas di wilayah hukum Polsek Mantangai itu. Atas fakta itu, Polres Kapuas berencana untuk menyusun langkah tindak lanjut human...
Saat berkunjung ke Kota Solo, tak lengkap rasanya jika tak menyempatkan menyaksikan pertunjukan wayang orang. Kesenian yang sudah berusia lebih dari 300 tahun ini, rutin dipentaskan di Gedung Sariwedari Kota Surakarta, Jawa Tengah. Kesenian yang konon berasal dari Kerajaan Mataram dan diciptakan oleh Sultan Amangkurat I, pada tahun 1731 ini, dipentaskan tiap Senin dan Sabtu malam. Untuk meyaksikannya, cukup dengan mengeluarkan kocek Rp3.000. Cerita yang dibawakan beragam dan selalu berbeda-beda. Namun yang pasti, kisah pewayangan ini, didasarkan pada cerita Ramayana dan Mahabarata, serta cerita yang hidup di masyarakat Solo. Karena pementasan menggunakan bahasa Jawa khas Solo yang dikenal amat halus dalam tutur katanya, bagi penonton dari luar, telah disediakan layar khusus. Disitu akan ditampilkan teks berbahasa Indonesia. Fasilitas yang ada di Gedung Kesenian di Jalan Jendral Slamet Riyadi Kota Surakarta ini juga cukup nyaman. Bahkam pengunjung tak perlu takut kepanasan ka...