Bersihkan Bekas Makan, Aku Tak Lagi Berkuasa


Hari ini aku sudah tak lagi berkuasa. Sesuai aturan di negeri ini, harus kutinggalkan kursi empuk, mobil dengan nomor polisi angka satu serta kenyamanan-kenyaman. Mulai besok, tanda tanganku tak lagi diburu oleh investor maupun kepala-kepala dinas. Bahkan mungkin akan jarang mendapat pesan singkat berisi "mohon bantuan" atau keinginan bersilatuhrahmi dari oknum-oknum wartawan maupun LSM. Ah...

Tiba-tiba aku teringat, ternyata selama aku berkuasa, daerah ini telah banyak berubah. Pulau yang dulunya hutan tropis dengan tanah bergambut, kini dipenuhi buruh dan tanaman sawit. Bahkan juga banyak pertambangan disini. Jalan-jalan dari desa ke desa, kecamatan ke kecamatan dan kabupaten ke kabupaten sudah tembus. Aku sudah begitu berjasa.

Aku berterimakasih kepada nenek moyangku, karena tanah ini begitu subur dan kaya. Sampai-sampai pengusaha-pengusaha itu berebut. Tahu tidak? Untuk sekali tandatanganku saja atau sekalimat ucapanku, investor dari Malaysia atau dari Tiongkok itu harus merogoh kocek dalam-dalam. Kadang untuk menaikan pendapatan, aku harus jual mahal.

Darisitu sudah pulalah aku persiapkan pensiunku. Saham atas nama anak dan istri dimana-mana, rumah besar, mobil mewah, usaha dimana-mana dan juga deposito dalam jumlah besar. Tapi hari ini aku tak lagi berkuasa, tiba-tiba aku menjadi begitu takut. Aku begitu paranoid penyidik-penyidik itu akan datang memeriksa jejak-jejak peninggalanku. Hal itu terus melitas di kepalaku. Apalagi pada pemilihan lalu, aku sedikit bermain curang untuk kembali berkuasa.

Tiba-tiba aku teringat kata mamah waktu dulu masih di desa. "Nak, kalau habis makan itu bekasnya dibersihkan ya".

Tapi bagaimana aku membersihkannya? Sekarang kan aku tak lagi berkuasa? Aku harus berpikir. Masyarakat di daerah ini mengenal aku sebagai bapak pembangunan. Nama itu jangan sampai hilang. Aku harus menemukan cara! hmmm ...

Coba aku hubungi si Petto! Pria kurus dari desa yang berubah gaya hidupnya setelah ku beri jabatan saat aku berkuasa dan sekarang memiliki rumah mewah dengan televisi LED besar di ruang tamu serta mobil kelas atas di garasi. Dia juga kan makan bersamaku jadi dia turut memiliki tanggungjawab membersihkan bekas kami makan.

tuuut...tutt...

Halo pak..

Ya Halo Petto, Kau dimana?

Sedang di Ibukota pak, menikmati hidup. Bagimana pak?

Toloh kau aturkan cara supaya bekas kita makan bersih ya!

Makan bagaimana pak? saya tak paham!

Aduh Petto! masa kau tak paham juga! Bersihkan jejak-jejak bekas pekerjaan kita ketika memberi izin membuka hutan dan mengeruk isi perut bumi ke investor-investor Tiongkok itu.

Oh itu pak! kalau itu saya paham. Serahkan saja pada saya..

baiklah..terima kasih.. tuut Telepon ditutup.

Aku tak lagi berkuasa. Harus ada yang membersihkan bekas aku makan, Bekas kami makan!

Popular posts from this blog

Film "Before the Flood" Segera Tayang

Orangutan Jadi Budak Seks untuk Manusia

Cerita yang Hilang di Bawah Hamparan Kebun Sawit